1. Morfologi
Kalimantan dibedakan menjadi 3 yaitu : Pegunungan, Dataran, dan Rawa.
Karakteristik Tanah
Secara
umum karakteristik tanah di Pulau Kalimantan adalah berkisar
dari ultisol masam yang sangat lauk dan inceptisol muda. Di bagian selatan
dataran aluvial dan tanah gambut yang sangat luas. Sebagian besar tanah telah
di berkembang pada dataran bergelombang dan pegunungan yang tertoreh diatas
batuan sedimen dan batuan beku tua.
Karakteristik Batuan
Di Kalimantan terdapat empat unit
geologi utama, yaitu batuan yang dihubungkan dengan pinggir lempeng, batuan
dasar, batuan muda yang mengeras dan tidak mengeras, dan batuan aluvial serta
endapan muda yang dangkal.
1)
Kompleks batuan dasar Kalimantan terdiri dari atas
sekis dan gneis yang tercampur dengan granit dari Era Palaezoikum dan Periode
Terseir membentuk daerah kristal yang sangat luas.
2)
Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng
Kalimantan mencakup opiolit (kerak samudera) dan melange.
3)
Sebagian besar Kalimantan terdiri dari batuan yang
keras dan agak keras, termasuk batuan kuarter di semenanjung Sangkulirang dan
jajaran pegunungan meratus, batuan vulkanik dan endapan tersier. Kalimantan
tidak memiliki gunung api yang aktif seperti yang terdapat di Sumatera dan
Jawa, tetapi memiliki daerah batuan vulkanik tua yang kokoh di bagian barat
daya dan bagian timur Kalimantan.
4)
Suatu kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan
selatan Kalimantan tersusun dari batuan endapan seperti batu pasir dan batu
sabak. Selain formasi yang lebih tua di Kalimantan Barat, kebanyakan formasi
sedimen relatif muda dan mencakup batu bara dan batuan yang mengandung minyak
bumi. Bagian selatan Kalimantan terutama tersusun dari pasir keras yang
renggang dan teras kerikil yang sering dilapisi oleh timbunan gambut muda yang
dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun karena luapan sungai.
Formasi batuan di Kalimantan,
terdapat banyak patahan di Kalimantan Timur dan Barat, sedikit di Kalimantan
Selatan dan sangat sedikit di Kalimantan Barat. Sebaran patahan yang paling
sedikit berada di bagian selatan sampai barat dari Pulau Kalimantan. Batuan
Pulau Kalimantan miskin kandungan logam dan tanah Kalimantan umumnya kurang
subur dibandingkan dengan tanah vulkanik yang subur di Jawa.
Keberadaan air
Kondisi air
dan perairan di pulau Kalimantan meliputi perairan umum (sungai, danau, dan
lain-lain) dan perairan laut. Persediaan air tanah di Kalimantan cukup tinggi
dengan turunnya hujan sepanjang tahun dan keadaan dalam yang berupa hutan.
Kalimantan
merupakan pulau yang memiliki lahan gambut yang sangat luas, kondisi hidrologi
Kalimantan umumnya sangat dipengaruhi oleh lahan gambut, karena hutan rawa
gambut dalam kondisi murni air tawar memiliki karakteristik kimiawi yang khas.
Airnya sangat asam (pH 3,0-4,5) dan unsur hara yang sangat rendah, karena tidak
ada nutrisi atau komponen penyangga yang dapat mengalir masuk dari luar area
gambut tersebut. Tanah gambut dalam kondisi yang tak terganggu itu mengandung
80-90 persen air. Karena kemampuannya untuk menyimpan air dalam jumlah besar
itu, hutan rawa gambut berperan penting dalam mengurangi banjir dan menjamin
pasokan air yang berkelanjutan.
Besarnya
pengaruh pasang dan curah hujan yang tinggi terutama terjadi pada daerah-daerah
pinggiran sungai. Besarnya pengaruh pasang surut ini berkisar antara 1-2 meter.
Kondisi
Iklim
Kalimantan terletak di katulistiwa
dan memiliki iklim tropis dengan suhu yang relatif konstan sepanjang tahun,
yaitu antara 250 -350C di dataran
rendah. Tipe vegetasi tidak hanya ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan
juga oleh distribusi curah hujan sepanjang tahun. Dataran rendah di sepanjang
garis katulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap bulan dapat
mendukung hutan yang selalu hijau. Semua bagian Borneo terletak di daerah yang
selalu basah sepanjang tahun.
Penggunaan Lahan
Untuk penggunaan tanah lahan
pertanian yang berkelanjutan, banyak tanah-tanah di Kalimantan memerlukan
tindakan-tindakan konservasi terutama untuk lapisan tanah atas dan pengendalian
erosi, penggunaan pupuk yang seimbang serta pengelolaan yang baik.
Pulau Kalimantan sebagian besar
merupakan daerah pegunungan atau perbukitan (39,69 %), daratan (35,08 %), dan
sisanya dataran pantai atau pasang surut (11,73 %) dataran aluvial (12,47 %),
dan lain lain (0,93 %).Karena sebagian besar pegunungan, maka di Kalimantan
terdapat potensi beberapa taman nasional sebagai konservasi flora dan fauna dan
hutan di pegunungan Muller serta sebagian di Schawner yang ditetapkan sebagai
world heritage forest dan merupakan cadangan air seluruh Kalimantan sebanyak
sekitar 35 % yang tidak akan habis di
masa yang akan datang dengan syarat tidak teganggu dan tercemar serta perlu
dilindungi sebagai suatu ekosistem.
Berbeda dengan pulau pulau lain,
Kalimantan tidak mempunyai gunung api aktif, kecuali pegunungan Apokayam pada
perbatasan dengan Malaysia Timur. Oleh karena itu peremajaan tanah oleh bahan
vulkanik tidak terjadi. Hal ini tampak bila tanah di Kalimantan mulai di buka
(digarap) tanahnya tidak subur (kecuali diberi pupuk dan dijaga humusnya).
Walaupun di Kalimantan terbebas dari
bahaya gunung berapi, patahan atau sesar dan gempa bumi, namun masih mungkin
terjadi beberapa potensi bahaya lingkungan. Berdasarkan kajian Banter (1993)
kemungkinan sering terjadi erosi pada lereng barat laut pegunungan Schwener dan
Gunung Benturan, serta di beberapa tempat lainnya di bagian tengan dan hulu
sungai besar di Kalimantan. Erosi sabagai akibat aberasi pantai terjadi di pantai
barat, selatan dan timur. Bahaya lingkungan lainnya adalah kebakaran hutan pada
musim kemarau sebagai akibat panas alam yang membakar batu bara yang berada di
bawah hutan tropisini. Bahaya lingkungan ini harus menjadi faktor penting untuk
dipertimbangkan dalam pengaturan ruang wilayah.
Karakteristik geosfer
Pegunungan
Pegunungan di Kalimantan berpusat di
tengah tengah pulau. Gunung yang tertinggi di Kalimantan adalah Kongkemul (2053
m), yang lebih tinggi di Kalimantan Utara (Malaysia Timur) seperti Gunung
Kinibalu (4175 m), Limbakauh (2300 m), Murud (2260 m) dan Gunung Mulu (3000 m).
Batas antara Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur dan Pegunungan Kapuas
Hulu dengan Pegunungan Muller terbentang dataran rendah Kapuas yang semakin
meluas ke arah pantai. Di antara Pegunungan Muller dan Schwaner dengan
Pegunungan Meratus terbentang dataran rendah sungai sungai yang mengalir ke
selatan. Akhirnya di sebelah Timur terdapat dataran rendah Sungai Mahakam.
Pegunungan utama
sebagai kesatuan ekologis di Kalimantan adalah Pegunungan Muller, Schwaner, Pegunungan
Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian selatan Pegunungan Meratus.
·
Batuan
Pegunungan yang
membujur dari barat daya ke timur laut di bagian utara, dan berawal di Meratus
di bagian selatan, terdiri dari batuan Pretertier dan berhubungan dengan antiklinorium
Samarinda. Rangkaian pegunungan Pegunungan Kapuas Hulu dan Iran tersusun dari
batuan marin Pre Tertier dan Tertier Bawah yang terlipat secara intensif serta
menekan ke arah barat laut. Pegunungan Muller terdiri atas Basin Melawi dengan
fasies air payau Tertier Bawah.
·
Tanah
Di
pegunungan Maratus, terdapat tanah yang paling lapuk yaitu exisol, didominasi
oleh liat yang mempunyai sedikit mineral yang terdapat lapuk dan menghasilkan
sedikit hara tanaman. Jenis tanah ini terdapat diatas batuan ulta basa.
·
Air
Keberadaan
air di pegunungan sangat banyak, karena banyak tersimpan pada hutan-hutan yang
terdapat di pegunungan. Selian itu, air tersimpan pada kedalaman yang relatif
dangkal sehingga mudah untuk dimanfaatkan untuk segala kebutuhan.
·
Penggunaan lahan
Potensi pertambangan banyak terdapat di pegunungan dan
perbukitan di bagaian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang cukup
potensial adalah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika dan
batubara. Tambang minyak dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai,
dan lepas pantai.
Kegiatan perkebunan pada umumnya berada pada wilayah
di perbukitan dataran rendah. Perkebunan yang potensi dan berkembang adalah :
sawit, kelapa, karet, tebu dan perkebunan tanaman pangan.
Karakteristik geosfer Dataran
·
Batuan
Kondisi
batuan di dataran yang meliputi kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan
selatan Kalimantan tersusun dari batuan endapan seperti batu pasir dan batu
sabak. Selain formasi yang lebih tua di Kalimantan Barat, kebanyakan formasi
sedimen relatif muda dan mencakup batu bara dan batuan yang mengandung minyak
bumi. Bagian selatan Kalimantan terutama tersusun dari pasir keras yang
renggang dan teras kerikil yang sering dilapisi oleh timbunan gambut muda yang
dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun karena luapan sungai.
·
Tanah
Tanah-tanah
di Kalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar
dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi yang sangat
luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir, dan
lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat dikembangkan, tetapi
hanya dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.
Tanah di
atas bagian utama Kalimantan tengah dan Kalimantan timur laut adalah ultasol (acrisol).
Tanah yang mengalami pelapukan sangat berat ini membentuk jenis tanah podsolik
merah-kuning di sebagian besar daratan Kalimantan yang bergelombang. Tanah
histosol, nonmineral atau tanah yang terutama tersusun atas bahan organik
disebut gambut, mencakup daerah yang luas di dataran rendah Kalimantan. Tanah
ini semula berupa dataran aluvial berbatu di rawa.
Jenis tanah
entisol berasal dari batuan yang lebih muda dan kurang berkembang. Fluvent dan
aquents (tanah aluvial) terdapat di dataran-dataran banjir pada lembah-lembah
sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari lembah-lembah
sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari tanah aluvial
secara berkala. Tanah aluvial yang lebih baru ini umumnya lebih subur dari pada
lereng-lereng sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah aluvial laut atau abu
vulkanik. Tanah-tanah aluvial di dataran tepi sungai di Kalimantan adalah
tanah- tanah yang paling subur dan merupakan habitat yang mudah dikelola.
·
Air
Ketersediaan
air di Kalimantan cukup banyak. Hal itu karena Klimantan berada di garis
Khatulistiwa dengan hujan yang turun sepanjang tahun, dan kawasan hutan yang
masih luas sehingga ketersediaan air tetap terjaga. Di dataran, air mudah
diambil karena kondisinya yang relatif dangkal dan banyak terdapai sungai,
danau dan rawa.
·
Penggunaan lahan
Penggunaan
lahan di dataran banyak digunakan untuk kawasan hutan, baik hutan lindung
ataupun hutan produksi, dan perkebunan. Selain itu, beberapa lahan kering di
manfaatkan utuk pertanian.
Karakteristik geosfer
Rawa
Kawasan
lahan rawa di Kalimantan umumnya dipengaruhi oleh sungai-sungai baik sungai
ukuran besar dan panjang maupun sungai ukuran kecil. Kalimantan Timur umumnya
dipengaruhi oleh sungai Mahakam yang bermuara langsung ke laut, dan jangkauan
sungai ini sangat luas, dan untuk ke wilayah lainnya dihubungkan oleh
sungai-sungai yang lebih kecil maupun anak sungai. Kalimantan Selatan kawasan
lahan rawanya umumnya dipengaruhi oleh sungai Barito yang juga bermuara ke
laut, sedangkan sungai-sungai ukuran kecil lainnya yang bermuara ke sungai
Barito, sedangkan Kalimantan Tengah oleh sungai Kahayan, Kapuas, Murung dan
sungai-sungai lainnya.
·
Tanah
Tanah
hydraquents terdapat di rawa pasang surut Kalimantan dengan ciri tanah ini
muda, lunak, berlumpur dan belum berkembang. Tanah sulfaquents umumnya terdapat
bersama-sama dengan hydraquents. Tanah-tanah yang tersalir buruk ini sangat
terbatas untuk tanah pertanian, karena mengandung pirit, yang jika dikeringkan
akan menimbulkan kondisi yang sangat masam dengan kadar besi dan aluminium
sulfat yang cukup tinggi, sehingga bersifat beracun. Tanah asam sulfat ini
terdapat di daerah Pulau Petak, Kalimantan Selatan.
·
Air
Kondisi
air di daerah rawa dalam kondisi murni air tawar memiliki karakteristik
kimiawi yang khas yaitu airnya sangat asam (pH 3,0-4,5). Keberadaan air di
daerah rawa dipengaruhi oleh sungai-sungai di sekitarnya. Lahan gambut ini
mampu menyerap air dan menyimpannya dalam jumlah yang banyak sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya banjir.
·
Penggunaan lahan
Penggunaan
lahan lahan di daerah rawa apabila musim kemaran/kering di jadikan sebagai
pertanian, yaitu untuk menanam padi jenis tertentu yang memiliki daya toleran
terhadap lahan gambut. Selain itu, di daerah rawa banyak ditanami mohon bakau
untuk mencegah terjadinya banjir.
Pulau
Kalimantan banyak terdapat sungai, berikut ini peta sebaran sungai di
Kalimantan
Borneo merupakan daratan dengan
sungai-sungai besar: Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, Sungai
Kayan, dan Sungai Mahakam di wilayah Kalimantan. Sungai-sungai ini merupakan
jalur masuk utama ke pedalaman pulau dan daerah pegunungan tengah. Semakin ke
hulu, sungai lebih sempit. Sungai tersebut mengalir melalui hutan-hutan
perbukitan, berarus deras, dan airnya jernih.
Kebanyakan sungai-sungai utama di
Kalimantan terdapat di jajaran pegunungan tengah. Pola aliran sungainya secara
umum adalah radial sentrifugal, atau menjauhi titik pusat yaitu berasal dari
rangkaian pegunungan bagian tengah Kalimantan ke arah laut. Tetapi pada
percabangannya pola aliran sungainya adalah dendritik. Pola itu terjadi karena
Kalimantan memiliki topografi yang relatif datar, dikarenakan mempunyai pesisir
yang rendah dan memanjang serta dataran sungai, terutama disebelah selatan dan
barat. Lebih dari setengah pulau ini berada di ketinggian di bawah 150 m dpl
dan air pasang dapat mencapai 100 km ke arah pedalaman. Kalimantan tidak
memiliki pegunungan berapi namun jajaran pegunungan utamanya semula merupakan
gunung berapi. Sungai-sungai itu semakin lebar dan semakin besar volumenya
menuju ke laut, karena ada tambahan air dari anak-anak sungainya, yang membentuk
sungai utama yang mengalirkan air dari daerah aliran sungai yang luas. Debit
air bervariasi menurut musim. Kecepatan arus, kedalaman air, dan komposisi
substrat bervariasi menurut panjang aliran dan lebar sungai, dan ini
mempengaruhi biota yang dapat hidup di dalamnya.
Kalimantan dilalui oleh
sungai-sungai besar yang mengalir dari bagian tengah pulau ke pesisir. Kalimantan
memiliki tiga sungai terpanjang yang menjadi kebanggaan Indonesia. Sungai
Kapuas (1.143 km), Sungai Barito (900 km) dan Sungai Mahakam (775 m). Sungai
Kapuas mengalir dari kaki Gunung Cemaru ke barat, mengaliri sebagian besar
Kalimantan Barat. Sungai Barito yang besar mata airnya berasal dari pegunungan
Muller dan mengalir ke selatan dan bertemu dengan Sungai Negara yang berasal
dari Pegunungan Meratus bermuara dekat Banjarmasin. Sungai Kahayan dan Sungai
Mahakam mengalir dari pegunungan di pedalaman ke pesisir timur. Sejumlah sistem
sungai yang berukuran besar mempunyai anak-anak sungai yang sangat luas di
daerah alirannya di pedalaman dam pantai-pantainya di dataran rendah. Sungai
Mahakam, Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Kapuas dan Sungai Baram (serawak)
semuanya mempunyai danau tapal kuda dan anak sungai musiman pada dataran
banjir.
Puncak pegunungan di Kalimantan
rendah, dan bentuknya tumpul. Keadaan ini menyebabkan sungai sungai di
Kalimantan tidak begitu deras alirannya (gradien tingginya kecil), sehingga
sangat baik untuk pelayaran. Hal ini membantu bagi sistem lalulintas di daratan
bagi daerah pedalaman yang sulit terjangkau transportasi darat.
Aliran Sungai di
Kalimantan Tengah memiliki fungsi yang penting dalam mendukung perkembangan
perekonomian. Sebagian besar daerah-daerah di Kalimantan Tengah dihubungkan
oleh sungai, sehingga dimanfaatkan untuk sarana transportasi dan distribusi
barang. Selain penumpang, barang-barang yang didistribusikan terutama adalah
barang kebutuhan pokok, komoditas hasil perkebunan pertambangan dan indusri.
Hal ini ditujukan untuk meningkatkan distribusi pendapatan masyarakat perkotaan
dan pedesaan agar lebih merata. Sejumlah sungai besar merupakan urat
nadi transportasi utama yang menjalarkan kegiatan perdagangan hasil sumber daya
alam dan olahan antar wilayah dan eksport-import. Seperti misalnya aliran
sungai yang berada di wilayah Kalimantan Tengah yang meliputi Sungai Barito
dengan panjang mencapai 900 Km, Sungai Katingan sepanjang 650 Km, Sungai
Kahayan dan Kapuas masing-masing sepanjang ± 600 Km, Sungai Mentaya 400 Km dan
yang terpendek Sungai Seruyan.
Secara umum
sungai-sungai di Kalimantan berfungsi sebagai sarana transportasi. Transportasi
air menjadi pilihan utama di Kalimantan karena sungai-sungai di Kalimantan
besar-besar dan alirannya tenang. Selain itu, dengan transportasi sungai dapat menjangkau
tempat-tempat di pedalaman yang sulit untuk dijangkau dengan transportasi
darat. Permasalahan yang muncul saat ini adalah mulai terjadi pendangkalan
sungai. Hal itu juga membuat penyempitan badan
sungai. Pendangkalan terjadi akibat sedimentasi yang dibawa sungai yang
berasal dari erosi di deretan pegunungan bagian tengah Kalimantan, dan maraknya
pembuangan sampah di sungai.
makaci info na Gan
BalasHapusterima kasih atas info geomorfo kalimantannya :)
BalasHapusups....tanks./
BalasHapusSip mantap bermanfaat untuk reverensr tugas kuliah
BalasHapusterimakasih Kak
BalasHapusTks infonya
BalasHapus