POTENSI DESA GIRITENGAH
1. Sekilas tentang Desa
Giritengah
Desa Giritengah merupakan
salah satu Desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, yang terletak
diujung selatan, berjarak kurang lebih 5 km ke arah barat daya dari Candi
Borobudur.
Desa Giritengah berlatarbelakang
perbukitan Menoreh dan didukung oleh kondisi alam yang masih alami, memiliki
pemandangan alam yang indah mempesona.
Masyarakat Desa Giritengah
kebanyakan hidup dalam suasana pedesaan yang masih menjunjung tinggi
nilai-nilai tradisi dan budaya. Nilai-nilai kemasyarakatan ini masih kental dan
berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Dibalik keindahan alamnya, Desa
Giritengah menyimpan penggalan cerita sejarah yang sangat bernilai, yakni
sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro pada masa perang kemerdekaan
(1825-1830).
Desa Giritengah pernah menjadi tempat
persinggahan Pangeran Diponegoro. Beberapa tempat persinggahan beliau hingga
kini masih terawat dengan baik dan menjadi petilasan yang bernilai sejarah.
2. Potensi
Desa Giritengah
Potensi Alam
Panorama / pemandangan
Kondisi alam yang terdiri dari
daerah berlereng dan daerah landai menciptakan panorama alam yang indah.
Lingkungan yang masih alami mencerminkan alam pedesaan yang asri. Salah satu
daya tariknya adalah keberadaan Puncak Suroloyo yang merupakan bagian dari
Perbukitan Menoreh. Terdapat Gardu Pandang pada puncak tersebut, biasanya
digunakan para pengunjung untuk beristirahat sambil melihat keindahan
pemandangan sekitar. Diatas bukit terdapat jalan setapak yang merupakan batas
wilayah Kabupaten Magelang dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap tanggal 1
Suro diselenggarakan upacara ritual pencucian pusaka dan pentas kesenian
tradisional. Namun sayang, event ini sudah dikelola terlebih dahulu oleh
Pemerintah Yogyakarta.
Pertanian
dan budidaya hasil pertanian
Mayoritas penduduk desa Giritengah
bermata pencaharian sebagai petani. Lahan pertanian terdiri atas sawah, tegalan
dan hutan rakyat. Hasil pertanian antara lain: padi, cabai, ketela, jagung,
jahe, sayur-sayuran, dll
Sedangkan hutan rakyat kebanyakan
berupa pohon kaliandra dan pohon-pohon besar seperti sengon, sonokeling, dll.
Kaliandra mulai populer di Giritengah sejak adanya penghaijauan tahun 1972.
Tanaman kaliandra biasa ditanam diladang, terutama di lereng perbukitan
menoreh. Selain berfungsi untuk penghijauan, daun kaliandra digunakan untuk
pakan ternak, antara lain kambing dan sapi. Selain itu kayunya dapat digunakan
untuk kayu bakar. Bunga kaliandra membantu lebah memproduksi lebah madu.
Di Desa Giritengah telah berkembang
usaha budidaya lebah untuk menghasilkan madu, hal ini sangat didukung oleh
kondisi lingkungan yang potensial, karena disekitar perbukitan menoreh banyak
sekali jenis pakanan lebah seperti bunga pohon kaliandra, didukung oleh tanaman
bunga jagung dan pohon pendamping seperti pohon randu. Peternak lebah tersebar
di beberapa dusun. Kini paguyuban peternak lebah sudah didirikan untuk mewadahi
kebutuhan para peternak lebah.
Potensi Sejarah
Petilasan Sendang Suruh
Pada masa perang, Pangeran
Diponegoro bergerilya dan singgah di Kalitengah selama 7 bulan di rumah Nyi
Ageng Serang. Pangeran Diponegoro adalah seorang yang taat beragama. Saat
beliau mencari sumber air untuk bersuci, akhirnya menemukan Sendang Suruh dan
beliau beribadah disitu. Dahulu ada sebuah surau didekat sendang tersebut.
Hingga saat ini sendang tersebut masih ada, airnya tak pernah habis meskipun
musim kemarau. Di dekat sendang terdapat peninggalan berupa batu yang konon ada
cap kakinya. Kini batu tersebut sudah dibalik dan dikelilingi oleh tembok
setinggi 1 meter. Di sekeliling sendang terdapat hutan kecil bernama Hutan
Suruh. Banyak tumbuh pepohonan rindang, serta beberapa pohon yang sudah sangat
tua berumur ratusan tahun seperti pohon Kecik, Wadang, dan Bendo, terletak di
sebelah sendang.
Pos Mati
Pos Mati merupakan nama sebuah
puncak bukit yang terletak di sisi barat laut Desa Giritengah, berbatasan
dengan Desa Ngadiharjo. Menurut sejarah, pada jaman perang digunakan oleh
Pangeran Diponegoro sebagai tempat pengintaian musuh serta tempat penyimpanan
benda-benda pusaka seperti pedang, keris, tombak, dll. Di atas puncaknya
terdapat 2 pohon pinus yang hidup sampai sekarang. Dari tempat ini kita bisa
melihat sunrise di atas Candi Borobudur dan Gunung Merbabu.
Bukit Limasan
Bukit Limasan merupakan bagian dari
perbukitan Menoreh yang menonjol keluar. Bukit ini juga erat kaitannya dengan
sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro. Di salah satu bagian bukit Limasan
terdapat sebuah batu yang dipercaya sebagai batu keramat. Batu tersebut
bentuknya menyerupai babi / celeng sehingga disebut Watu Celeng.
Bale Kambang / Bale Gedhe
Bale Kambang adalah sebuah bangunan
kecil yang dulu digunakan sebagai pos istirahat oleh Nyi Ageng Serang pada
zaman Perang Diponegoro. Dulunya bangunan ini berupa pondok bambu, kemudian
dibuat permanen pada masa kepemimpinan Bapak Lurah Sochib. Bale Kambang sampai
saat ini masih dianggap keramat oleh masyarakat sekitar.
Batu Altar
Di dekat Balai Kambang, terdapat
sebuah batu besar terletak di tepi jalan. Menurut legenda yang dipercaya
masyarakat sekitar, dulunya batu tersebut berfungsi sebagai batu altar yang
digunakan untuk acara persembahan. Dahulu terdapat arca diatas batu tersebut,
namun saat ini sudah tidak ada. Diduga, batu altar ini memiliki kaitannya yang
erat dengan Candi Borobudur sebagai salah satu tempat ibadah umat budha.
Hingga kini batu tersebut masih dianggap keramat oleh warga sekitarnya.
Masjid Tiban
Masjid tiban yang kini lebih dikenal
sebagai Masjid An Nur ini sudah ada sejak jaman perang diponegoro. Imam
pertamanya adalah Kyai Abdul Jahlil dari Jogja. Sampai sekarang masjid ini
masih berhubungan dengan pesantren di Watu Congol, Muntilan. Sesepuh masjid ini
adalah Simbah Kyai Dalhar dari Watu Congol. Masjid An Nur telah berkali-kali
mengalami perbaikan dan perluasan, namun empat buah sokogurunya masih terawat
dengan baik.
Potensi Sosial Budaya
Masyarakat
Struktur sosial masyarakat Desa
Giritengah masih mencerminkan pola kemasyarakatan yang kuat. Pola Rukun
Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) yang merupakan perkumpulan masyarakat lapisan
terbawah memeggang peranan yang kuat. Masyarakat menjunjung tinggi nilai gotong
royong dan tepo sliro. Kegiatan rutin
seperti yasinan, kerja bakti juga berjalan dengan baik. Masyarakat Desa
Giritengah memiliki semangat tinggi untuk maju dan berkembang.
Kesenian Tradisional
Di Desa Giritengah terdapat berbagai
macam kelompok kesenian tradisional antara lain: Ndayak, Jathilan, Kuda
Lumping, Ndolalak, Gatholoco, Grasak, dll. Selain rutin berlatih dan pentas di
lingkungannya sendiri, beberapa kelompok kesenian juga sering menerima undangan
untuk berpentas di luar desa.
Tradisi dan Ritual
Ritual Sendang Suruh sudah ada sejak
dulu, namun hanya terbatas oleh keluarga juru kunci saja. Pelaksanaannya setiap
bulan Muharram (Suro). Sejak tiga tahun yang lalu ritual ini dikemas dalam
bentuk yang lebih besar dengan nama Festival Sendang Suruh. Festival ini di
laksanakan sekaligus dalam memperingati bulan Muharram serta acara Perti Desa.
Festival ini diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat di Desa Giritengah.
Festival Sendang Suruh terdiri dari ritual Sendang Suruh sebagai acara utama,
ditambah pentas kesenian rakyat, gelar potensi desa, pengajian, dan kegiatan
penunjang lainnya.
Selain ritual Sendang Suruh, di Dusa
Giritengah masih berlaku tradisi ritual yang lain seperti Nyadran, Tingkeban,
Mitoni, Wiwit, dan seterusnya.
Kerajinan
Seni kerajinan cukup berkembang di
Desa Giritengah. Hingga saat ini terdapat beberapa usaha kerajinan ukir bambu,
anyam bambu, serta ukir kayu. Seni ukir bambu antara lain menghasilkan lukisan
Candi Borobudur yang kebanyakan di jual sebagai souvenir di Taman Wisata Candi
Borobudur. Seni anyam bambu antara lain menghasilkan anyaman pagar bambu, mebel
dan hiasan. Seni ukir kayu menghasilkan topeng kayu dengan corak yang khas.
Pasar Tradisional
Pasar tradisional atau biasa disebut
‘warung’ ini adalah pasar desa yang berlangsung setiap pagi mulai jam 6 hingga
jam 9 pagi. Barang yang dijual antara lain: barang kelontong, sayuran, makanan
matang, gerabah, baju, dll. Pada hari pasaran biasanya lebih ramai. Pasar ini
tidak memiliki bangunan permanen, hanya menempati pinggir-pinggir jalan saja.
Mereka menggelar dagangannya di tanah atau menggunakan lincak bambu dan
membersihkan lingkungannya begitu selesai berjualan
3. Peluang Pengembangan
Wisata
Saat ini Pemerintah Desa Giritengah
bersama seluruh lapisan masyarakat tengah berupaya untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki. Salah satunya dengan mengembangkan kegiatan wisata. Diharapkan
dengan pengembangan wisata ini bisa mengoptimalkan potensi yang ada demi
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa.
Hal lain yang mendasari adalah
adanya Agenda Restorasi Borobudur tahap ke-2 yang antara lain berfokus pada
pelestarian pusaka non-bendawi (intangible heritage) dan pembangunan
komunitas (community development) di desa-desa sekitar Candi Borobudur.
Kegiatan wisata yang dimaksudkan di
sini bukanlah untuk mengeksploitasi alam demi kepentingan manusia, namun justru
dengan kegiatan yang ada diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga lingkungan semakin tinggi, termasuk kandungan nilai sejarah dan budaya
di dalamnya. Dengan demikian diharapkan kegiatan ini bisa turut melestarikan
alam dan lingkungan.
Beberapa alternatif pengembangan
wisata yang direncanakan antara lain:
1. Wisata Sejarah
Situs sejarah yang berkaitan dengan kisah kepahlawanan Pangeran Diponegoro
menyimpan daya tarik tersendiri. Kegiatan wisata sejarah berupa napak tilas
dimaksudkan untuk menelusuri jejak kisah Pangeran Diponegoro.
2. Trekking
Kondisi geografis yang berlereng dan menyajikan pemandangan yang indah sangat
menjanjikan untuk aktivitas trekking. Puncak Suroloyo atau pun Pos Mati bisa
dijadikan salah satu tujuan yang menarik, apalagi Pos Melati merupakan spot
yang bagus untuk menikmati matahari terbit (sunrise).
3. Pertanian
Kegiatan bertani pun bisa menjadi salah satu pilihan. Pengunjung bisa belajar
sekaligus praktek bertani yang sesungguhnya.
4. Peternakan
Lebah Madu
Madu sebagai salah satu produk unggulan Desa Giritengah sangat sayang untuk
dilewatkan. Pengunjung bisa melihat lebih dekat bagaimana proses pembuatan madu
oleh para peternak madu.
Untuk mewujudkan program-program di atas pemerintah Kabupaten Magelang siap
bekerjasama dan menjalin sinergi dengan pihak-pihak yang berkompeten.
4. Akses
Desa Giritengah dapat dijangkau dengan mudah menggunakan sarana transportasi
umum berupa mobil angkutan pedesaan atau ojek sepeda motor dari terminal /
pasar Borobudur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar