KETERKAITAN ANTARA OBJEK
MATERIAL, CIRI UTAMA, DAN OBJEK FORMAL GEOGRAFI
MENGENAI GEMPA DI INDONESIA
Gempa bumi adalah getaran
atau goncangan yang merambat melalui permukaan bumi dan dapat dirasakan di
permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi.
Wilayah Indonesia berada dalam wilayah zona
gempa dunia. Zona gempa dunia terbagi atas dua jalur, yaitu Jalur Circum
Pasifik dan Jalur Mediteranian. Jalur
Circum Pasifik adalah jalur wilayah dimana banyak terjadi gempa-gempa
dalam dan juga gempa- gempa besar yang dangkal. Jalur ini
terbentang mulai dari Sulawesi,
Filipina , Jepang, dan kepulauan Hawai. Jalur Mediteranian adalah
jalur wilayah dimana banyak terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari
benua Amerika, Eropah ,Timur Tengah, India , Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara. Pada jalur inilah sering terjadi
gempa-gempa tektonik dan juga vulkanik seperti pada gambar di bawah ini :
Catatan The International
Institute of Seismology and Earthquake Engineering, dalam kurun waktu 15 tahun,
yaitu antara 1 Januari 1970 hingga 31 Desember 1984, telah terjadi 6148 kali
gempa bumi yang besarnya 4-7 SR atau rata-rata terjadi 413 kali gempa dalam
satu tahunnya. edangkan gempa yang kuat atau memiliki besar lebih dari 5 SR
sehingga dapat merusak bangunan, rata-rata terjadi satu hingga dua kali dalam
setahun.
Kepulauan Indonesia terbentuk karena bertemunya tiga
lempeng yaitu lempeng
Austalia, Eurasia, dan Pasifik, sehingga menjadikan daratan Indonesia rawan terhadap gempa. Zona
gempa di Indonesia
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Dari
gambar di atas dapat dilihat bahwa kepulauan Indonesia merupakan daerah rawan
gempa tektonik. karena dilewati jalur gempa Mediteran dan Circum Pasifik dan
diantara 3 lempeng kerak bumi yaitu lempeng Australia ,
Eurasia , dan Pasifik.
Potensi gempa di Indonesia
memang terbilang besar, sebab berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik
besar yang aktif bergerak. Daerah rawan gempa tersebut membentang di sepanjang
batas lempeng tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia dengan Pasifik dari
timur hingga barat Sumatera sampai selatan Jawa, Nusa Tenggara, serta Banda.
Aktifitas tektonik berhubungan dengan penyebaran
gempa. Sebagian besar gempa yang terjadi di dunia terjadi pada batas lempeng
tektonik. Aktifitas tektonik ini akan menghasilkan gempa dengan karakteristik
yang berbeda-beda berdasarkan seting tektonik yang bekerja pada daerah itu.
Pada dasarnya aktifitas tektonik mempengaruhi fokus dari gempa, menghasilkan
gempa dengan fokus dangkal, sedang, atau dalam.
Berhubung sampai saat ini belum
ada teknologi yang dapat memprediksi baik waktu, tempat dan intensitas gempa di
Indonesia ,
maka zona-zona yang masuk rawan gempa harus mendapat perhatian. ada dua pendekatan
untuk mengantisipasi terjadinya gempa agar tidak menimbulkan dampak yang besar.
Pertama, pendekatan struktural yakni mengikuti kaidah-kaidah konstruksi yang
benar dan memasukan parameter kegempaan dalam mendirikan bangunan. Kedua, pendekatan nonstruktural dengan
membuat peta rawan bencana gempa. Informasi potensi gempa ini dimasukan dalam
perencanaan wilayah. Ketiga, intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat
terhadap pemahaman dan pelatihan penyelamatan dampak gempa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar