Jumat, 09 Desember 2011

KETERKAITAN ANTARA OBJEK MATERIAL, CIRI UTAMA, DAN OBJEK FORMAL GEOGRAFI MENGENAI GEMPA DI INDONESIA


KETERKAITAN ANTARA OBJEK MATERIAL, CIRI UTAMA, DAN OBJEK FORMAL GEOGRAFI
MENGENAI GEMPA DI INDONESIA


Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang merambat melalui permukaan bumi dan dapat dirasakan di permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi.

Wilayah Indonesia berada dalam wilayah zona gempa dunia. Zona gempa dunia terbagi atas dua jalur, yaitu Jalur Circum Pasifik dan Jalur Mediteranian.  Jalur Circum Pasifik adalah  jalur wilayah dimana banyak terjadi gempa-gempa dalam dan juga gempa- gempa besar yang dangkal. Jalur ini terbentang mulai dari  Sulawesi, Filipina , Jepang, dan kepulauan Hawai. Jalur Mediteranian adalah  jalur wilayah dimana banyak terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua Amerika, Eropah ,Timur Tengah, India , Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara. Pada jalur inilah sering terjadi gempa-gempa tektonik dan juga vulkanik seperti pada gambar di bawah ini :


Catatan The International Institute of Seismology and Earthquake Engineering, dalam kurun waktu 15 tahun, yaitu antara 1 Januari 1970 hingga 31 Desember 1984, telah terjadi 6148 kali gempa bumi yang besarnya 4-7 SR atau rata-rata terjadi 413 kali gempa dalam satu tahunnya. edangkan gempa yang kuat atau memiliki besar lebih dari 5 SR sehingga dapat merusak bangunan, rata-rata terjadi satu hingga dua kali dalam setahun.
Kepulauan Indonesia terbentuk karena bertemunya tiga lempeng yaitu lempeng Austalia, Eurasia, dan Pasifik, sehingga menjadikan daratan Indonesia rawan terhadap gempa. Zona gempa di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut ini:


     Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kepulauan Indonesia merupakan daerah rawan gempa tektonik. karena dilewati jalur gempa Mediteran dan Circum Pasifik dan diantara 3 lempeng kerak bumi yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik.
 
Potensi gempa di Indonesia memang terbilang besar, sebab berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak. Daerah rawan gempa tersebut membentang di sepanjang batas lempeng tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia dengan Pasifik dari timur hingga barat Sumatera sampai selatan Jawa, Nusa Tenggara, serta Banda.
 
  Aktifitas tektonik berhubungan dengan penyebaran gempa. Sebagian besar gempa yang terjadi di dunia terjadi pada batas lempeng tektonik. Aktifitas tektonik ini akan menghasilkan gempa dengan karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan seting tektonik yang bekerja pada daerah itu. Pada dasarnya aktifitas tektonik mempengaruhi fokus dari gempa, menghasilkan gempa dengan fokus dangkal, sedang, atau dalam.
Berhubung sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi baik waktu, tempat dan intensitas gempa di Indonesia, maka zona-zona yang masuk rawan gempa harus mendapat perhatian. ada dua pendekatan untuk mengantisipasi terjadinya gempa agar tidak menimbulkan dampak yang besar. Pertama, pendekatan struktural yakni mengikuti kaidah-kaidah konstruksi yang benar dan memasukan parameter kegempaan dalam mendirikan bangunan.  Kedua, pendekatan nonstruktural dengan membuat peta rawan bencana gempa. Informasi potensi gempa ini dimasukan dalam perencanaan wilayah. Ketiga, intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap pemahaman dan pelatihan penyelamatan dampak gempa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar