Angin puting beliung merupakan salah satu fenomena
alam berupa gerakan angin yang pusarannya dapat mengangkat, melempar dan
menghancurkan benda yang terlewati dan apa saja yang diterjangnya. Angin Putting beliung adalah angin
kencang, tapi angin kencang belum tentu dikatakan angin putting beliung,
tergantung kecepatan angin yang menyertainya. Angin jenis
ini berputar dengan kecepatan antara 60-90 km/jam yang bergerak secara garis
lurus dengan lama kejadian maksimum 5-10 menit akibat
adanya perbedaan tekanan sangat besar dalam area skala sangat lokal yang
terjadi di bawah atau di sekitar awan Cumulonimbus (Cb). Penyebutan
nama angin puting beliung berbeda-beda, orang Jawa menyebut "Leysus"
atau “Angin Puyuh”, di Sumatera disebut "Angin Bohorok", “Tornado“
di Amerika, “Twister” di Eropa dan masih banyak sebutan lainnya.
Angin puting beliung sering terjadi pada siang atau sore hari pada musim
pancaroba.
Di Indonesia setiap tahunnya mengalami pancaroba dari
musim Penghujan ke musim Kemarau sehingga memungkinkan terjadinya angin puting
beliung. Dimana dan kapan suatu daerah akan diterjang angin puting beliung tak
bisa diketahui secara pasti. Angin tersebut diprediksi akan muncul di musim
peralihan dari hujan ke kemarau, atau sebaliknya akibat adanya perbedaan
tekanan udara yang sangat cepat, yaitu dari dataran yang panas, lalu ke atas
dengan suhu yang lebih dingin. Dalam kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil,
peluang puting beliung sangat besar terjadi. Untuk dapat mengurangi kerugian
materiil akibat bencana angin puting beliung ini perlu ada sosialisasi
kepada masyarakat tentang dampak dan antisipasi terhadap bencana angin puting
beliung.
1. Teori
mengenai angin puting beliung
Terjadinya
angin puting beliung disebabkan oleh perbedaan tekanan udara, dalam hal ini jika lapisan
udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas naik dengan
kecepatan diatas 300 km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang
mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk angin puting beliung, dan bila sudah sempurna maka
sebuah pusaran angin bisa memiliki kecepatan hingga 400
Km/jam serta lebar cerobong antara 15 – 365 meter. Secara
meteorologis angin puting beliung dapat terjadi di mana saja terutama di
dataran rendah dan daerah yang terbuka.
Awal dari gejala atau tanda-tanda
sebelum datangnya angin puting beliung adalah jika dalam satu hari sebelumnya
pada malam sampai pagi terasa panas dan gerah. Kemudian sekitar pukul 9 dan 10
pagi terlihat pertumbuhan awan cumulus yang berlapis-lapis, apalagi jika di
antara awan itu terdapat satu jenis awan yang mempunyai batas tepi yang sangat
jelas berwarna abu-abu dan menjulang tinggi (seperti bunga kol). Setelah itu
awan tiba-tiba berubah warna dari yang tadinya putih keabu-abuan menjadi hitam
pekat. Jika awan tersebut sudah berubah menjadi culumunimbus maka amatilah
pohon-pohon disekitar apakah dahan dan daun bergoyang dengan cepat karena
tiupan angin, ditambah lagi apabila tiupan angin itu dirasakan sangat dingin.
Biasanya hujan yang pertama yang turun
adalah hujan deras, tetapi jika cuma gerimis maka angin kencang kemungkinan
berada di tempat yang jauh. Sementara itu jika terdengar petir bersahutan
dengan bunyi yang sangat keras, hal tersebut bisa berpeluang terjadi hujan
lebat yang disertai angin kencang. Proses itu biasanya akan berlangsung lebih
kurang selama 1 jam.
Proses terjadinya angin puting
beliung:
Badai cepat berkembang yang disertai
hujan, guntur dan kilat. Ketika suhu tanah meningkat, udara panas dan lembab
mulai naik. Ketika hangat, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, itu
terangkat ke atas, masuk lapisan udara atas. sebuah awan petir mulai tercipta
pada fase ini. Pergerakan udara keatas sangat cepat. Angin dari sisi samping
menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran. Sebuah kerucut
hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat dari
awan ke permukaan tanah.
Puting
beliung di Indonesia adalah tornado dalam skala F0-F1 pada skala Fujita, yang
memiliki daya rusak rendah dibandingkan di wilayah lintang tinggi dimana
memiliki daya rusak terparah hingga skala F5. Puting beliung umumnya terjadi
pada masa pancaroba dan musim hujan, dengan waktu kejadian antara siang hingga
malam hari. Kondisi ini dikarenakan sinar matahari sebagai bahan bakar
utamanya, secara maksimal diperoleh pada periode (frekuensi bulanan yang
berkaitan dengan musim) dan waktu (frekuensi harian) tersebut.
Kasus terjadinya angin puting
beliung di Indonesia :
Di Indonesia, sudah banyak wilayah
yang terkena bencana angin puting beliung diantaranya sudah terjadi di
Kabupaten Cilacap, Tegal, Ciamis, Karanganyar, Provinsi Yogyakarta dan
sebagainya dan berdasarkan analisis dari peta indeks ancaman bencana angin
putting beliung di Indonesia, sebagian besar terjadi di daerah dataran rendah
seperti di wilayah Jawa.
a. Penyebab terjadinya angin puting beliung :
1. Alam
Badai
cepat berkembang yang disertai hujan, guntur dan kilat. Ketika suhu tanah
meningkat, udara panas dan lembab mulai naik. Ketika hangat, udara lembab dan
dingin memenuhi udara kering, itu terangkat ke atas, masuk lapisan udara atas.
sebuah awan petir mulai tercipta pada fase ini. Pergerakan udara keatas sangat
cepat. Angin dari sisi samping menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk
sebuah pusaran. Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai
terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan tanah.
2. Manusia
Angin
putting beliung ini biasanya terjadi di daerah yang jumlah vegetasi kurang atau
sedikit, dan kota yang didalamnya terdapat banyak gedung yang menyebabkan suhu
didalamnya menjadi panas.
b. Pandangan
masyarakat
Dengan
adanya bencana angin puting beliung, membuat masyarakat sangat terkejut dan
sebagian besar tidak mempersiapkan persiapan apapun untuk menghadapi bencana
angin puting beliung ini karena kadatangannya yang sangat tiba-tiba sehingga
sulit untuk menghindar dari bencana ini.
c. Dampak
Angin
puting beliung bersifat merusak, gerakannya yang berputar semakin cepat akan menjadikannya
sebuah pusaran angin yang mirip dengan badai tropis di lautan dan angin puting
beliung periode waktunya sangat pendek dan singkat kurang dari 10 menit. Angin
putting beliung ini biasanya merusak bangunan, vegetasi, jaringan listrik dan
jalan dan apapun yang dilewatinya. Bencana ini biasanya tidak banyak menelan
korban jiwa.
d. Langkah yang ditempuh sebagai upaya antisipasi bencana angin
puting beliung :
·
Kenali bulan - bulan pancaroba di
tempat kita
·
Mengadakan penghijauan
dilingkungan kita agar udara tidak terlalu panas sehingga tidak terjadi
perbedaan panas yang dapat menimbulkan adanya angin puting beliung.
·
Apabila terjadi angin puting beliung
menghindar dari pepohonan tinggi yang sudah rapuh karena bisa tertimpa pohon,
cari tempat yang aman dan kuat atau menghindar jauh.
·
Bila terjadi angin puting beliung,
bila anda didalam rumah hindari berdiri dekat jendela, apalagi
jendelanya berupa bahan dari kaca.
·
Matikan segera aliran listrik dan
peralatan elektronik, juga matikan segera kompor yang menyala.
·
Bila anda sedang berada di luar rumah
segera masuk kebangunan rumah atau bangunan yang kokoh, jangan berlindung
dibawah bangunan yang tidak kokoh, dan hindari segera tempat terbuka.
·
Sebaiknya tebang pohon yang cukup
tinggi disekita rumah ganti dengan pohon yang tingginya tidak lebih dari atap
rumah anda.
·
Atap seng, asbes dan genteng yang
tipis rawan terhadap angin puting beliung.
Ulasan
Menurut
pandangan kelompok kami, kedatangan angin putting beliung tidak bisa diprediksi
sebelumnya, namun dalam rangka mengurangi kerugian materi maupun korban jiwa,
masyarakat agar bisa lebih bersikap waspada dengan mempelajari sifat angin
beliung yaitu:
·
Tidak bisa diprediksi
secara spesifik hanya peluang dalam batasan wilayah, setelah melihat atau
merasakan tanda-tandanya baru bisa diprediksi 0.5-1 jam sebelumnya dengan
tingkat keakuratan kurang dari 50%.
·
Angin puting beliung
hanya berasal dari awan Cumulonimbus (Cb), bukan dari pergerakan angin monsun
atau pergerakan angin pada umumnya, sehingga dapat berpindah/bergeser sesuai
dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam skala luas.
·
Tidak semua jenis awan
Cb menimbulkan kejadian puting beliung, karena sangat mikro maka sangat sulit
membedakannya, secara teori puting beliung dari awan Cb bersel tunggal, super
sel dan multisel, kesemuanya hanya dapat dilihat di lapangan terbuka bukan dari
teori monsun atau siklon atau pula model cuaca.
·
Suatu daerah yang
terlanda puting beliung maka kecil kemungkinannya terjadi kedua kali, atau tak
ada puting beliung susulan karena berasal dari awan Cb yang sifat tumbuhnya tergantung
dari intensitas konvektif yang juga sulit diprakirakan.
·
Sangat lokal.
·
Bergerak secara garis
lurus.
·
Waktunya singkat
sekitar 3 menit dan tiba-tiba.
·
Terjadinya pada siang
atau sore hari.
·
Malam jarang terjadi.
·
Puting beliung sulit
diprediksi, namun tanda-tandanya dapat diketahui di luar rumah.
·
Terjadi pada tanah
lapang yang vegetasinya kurang.
·
Jarang terjadi pada
daerah perbukitan atau hutan lebat.
Dengan mengenal fenomena alam seperti angin puting
beliung diharapkan masyarakat akan lebih waspada dan peka terhadap situasi dan
kondisi alam sekitar, sehingga apabila ada tanda - tanda akan terjadinya angin
puting beliung segera tanggap dan melaksanakan tindakan pengamanan terhadap
jiwa dan harta bendanya agar tidak terjadi kerugian materi yang lebih besar.
ini info yang sangat bermanfaat!
BalasHapusterimakasih dan salam,
https://www.carmudi.co.id/journal/
terimakakasih, bermanfaat sekali:)
BalasHapusCasinos in Las Vegas - choegocasino.com
BalasHapusThis casino resort is 샌즈카지노 located choegocasino on the Quil Ceda Highway, just a few minutes from the city center. 제왕카지노 There's an exciting casino