Jumat, 09 Desember 2011

DAMPAK CAR FREE DAY


DAMPAK CAR FREE DAY TERHADAP SEBARAN DAN POLA KEGIATAN EKONOMI STRATEGIS MINGGU PAGI DI SOLO


Car Free Day atau hari bebas kendaraan mulai diterapkan di kota Solo sejak 30 Mei 2010. Pemberlakuan hari bebas kendaraan ini sebenarnya sudah digagas sejak awal tahun 2010. Namun pelaksanaannya terus tertunda karena menimbulkan kontroversi terutama dari kalangan pedagang. Mereka menganggap Car Free Day justru akan menurunkan omset penjualan mereka. Banyak para pedagang yang menolak adanya Solo Car Free Day. Untuk mengantisipasi penolakan dari sejumlah pihak, Pemkot mengadakan sosialisasi kepada warga. Sosialisasi tersebut akan dilakukan melalui berbagai pertemuan yang dihadiri warga Solo.

Sesuai rencana awal, kawasan bertajuk Solo Car Free Day yang dipilih pemkot adalah dua kawasan yakni sepanjang Jalan Slamet Riyadi, tepatnya dari Bundaran Purwosari hingga Bundaran Gladag. Serta satu kawasan lainnya adalah Jalan Diponegoro (simpang empat Pasar Pon-Simpang Tiga Mangkunegaran).  Penerapan hari bebas kendaraan di sepanjang Jl Slamet Riyadi, tidak akan dilaksanakan hanya pada beberapa bagian jalan. Pemberlakukannya akan dimulai dari ruas Jalan Slamet Riyadi dari Purwosari hingga ke Gladag. Sepanjang kawasan jalan Slamet Riyadi tersebut akan bebas kendaraan selama empat jam yaitu dari pukul 05.00 – 09.00 setiap hari Minggu. Pada jam tersebut kendaraan pribadi bermotor tidak diperbolehkan untuk melintas dari Purwosari sampai dengan Gladag. Oleh karena itu terjadi pengalihan arus lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan tersebut. Ada dua jalur alternatif bagi pemakai jalan yaitu disisi utara melalui Jl Rajiman dan disisi selatan Jl Ronggowarsito. Pengalihan ini sempat membuat kendaraan yang melintas di jalur pengalihan menjadi tersendat. Tersendatnya laju kendaraan tampak pada dua persimpangan yang tetap dibuka yakni di Persimpangan Gendengan dan Nonongan yang merupakan jalur tembus yang boleh dilewati kendaraan bermotor.
Salah satu tujuan dari Car Free Day adalah agar masyarakat menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi dikarenakan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat pesat di Kota Solo. Setiap tahun jumlah pemakai kendaraan naik 7,5 persen. Selain berdampak pada berkurangnya polusi, pemberlakuan Car Free Day juga diharapkan bisa merangsang potensi, kreativitas, dan inovasi masyarakat di bidang seni, budaya, dan olahraga. Berbagai pertunjukkan mewarnai pembukaan Solo Car Free Day, diantaranya adalah permainan perkusi dari Temperente Percussion, Cheerleader SMA N 7, dan Paduan Suara UNS Voca Erudita. Selain itu SIPA juga turut ambil bagian dalam Solo Car Free Day tersebut dengan menampilkan tarian Caping dari Sanggar Candrakirana.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan pada Solo Car Free Day dibagi ke dalam beberapa segment, yaitu :
Segment 1
Kegiatan     : Olahraga
Lokasi        : Bundaran Purwosari – Simpang Tiga Stadion Sriwedari
Segment 2
Kegiatan     : Edukasi
Lokasi        : Stadion R Maladi – Perempatan Pasar Pon
Segment 3
Kegiatan     : Seni Budaya
Lokasi        : Perempatan Pasar Pon – Ngarsopuro - Perempatan Nonongan
Segment 4
Kegiatan     : Entertainment
Lokasi        : Perempatan Nonongan – Bundaran Gladag

Sebagai jalan utama di kota Solo, di Jl. Slamet Riyadi terdapat pusat-pusat kegiatan ekonomi masyarakat, seperti Solo Square, Hypermart, Solo Grand Mall, Gramedia, perkantoran pemerintah dan swasta (PLN, Rumah Tahanan Surakarta, Polwil Surakarta, Bank Jateng, dan bank-bank lainnya), THR Sriwedari, hingga stasiun kereta Purwosari ada di jalur ini.
Dengan adanya Solo Car Free Day akan berdampak terhadap kegiatan ekonomi strategis pada Minggu pagi. Karena lokasi yang digunakan merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat. Pada awalnya para pedagang menolak program pemerintah untuk mengurangi kadar emisi gas ini, tetapi melalui berbagai pengarahan dan sosialisasi pada warga, mereka akhirnya menyetujuinya demi terealisasikannya Solo Car Free Day.
Event Solo Car Free Day juga menjadi salah satu moment bagi para pedagang kaki lima. Mereka bisa menjajakan makanan-makanan di pinggiran-pinggiran jalan. Walaupun hanya berlangsung 4 jam setiap minggunya, mereka dapat mendapat penghasilan tambahan. Setelah dilaksanakannya Solo Car Free Day Pemerintah Kota Surakarta segera melakukan evaluasi, salah satu hal yang ditemukan adalah menumpuknya sampah di sepanjang Jl. Slamet Riyadi. Sampah-sampah itu berasal dari banyaknya pedagang-pedagang dadakan yang menjual dagangannya di pinggir-pinggir jalan, dan perilaku konsumen atau pejalan kaki yang membeli jajan dan tidak membuangnya di tempat sampah.
Car Free Day sangat menyita perhatian masyarakat, banyak warga yang berbondong-bondong datang berolahraga atau sekedar rekreasi dengan membawa semua anggota keluarganya. Itu semua dapat dimanfaatkan oleh para pedagang-pedagang kecil untuk menjual dagangannya, seperti makanan atau barang-barang lainnya untuk menambah penghasilan mereka. Kegiatan Car Free Day sangat menyumbang banyak dalam kegiatan ekonomi strategis minggu pagi bagi para pedagang-pedagang kecil atau dadakan.
Di sisi lain, Jalan Slamet Riyadi yang merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat, seperti adanya Solo Square, Hypermart, Solo Grand Mall, Gramedia, THR Sriwedari, hingga stasiun kereta Purwosari, yang setiap hari sampai hari minggu tetap beraktivitas, keberadaan Car Free Day cukup menggangu, karena selama 4 jam jalan ini akan ditutup. Sedangkan banyak juga masyarakat yang mempunyai aktivitas atau keperluan di lokasi-lokasi tersebut. Di stasiun Purwosari misalnya, mereka yang akan naik kereta pagi harus bersusah payah menuju lokasi tersebut, dan pada akhirnya tidak sedikit yang menunda keberangkatannya pagi itu dan menggantinya di siang hari, atau mereka naik melalui stasiun lain, seperti Jebres atau Solo Balapan. Hal itu akan berakibat terhadap kegiatan ekonomi stasiun Purwosari khususnya. Selain itu, pusat-pusat perbelanjaan yang biasanya sudah ramai pengunjung atau pembeli pada jam 9 pagi, menjadi tidak lagi karena pada jam itu akses jalan menuju tempat tersebut masih ditutup. Akhirnya kegiatan ekonomi di Jalan Slamet Riyadi akan terhenti atau terlambat beraktivitas selama beberapa jam. Hal itu juga akan berakibat pada kondisi perekonomian warga sekitar jika berlangsung lama.










Sumber :
http://sosial.timlo.net/bacaberita/2350/solo-car-free-day-hari-ini-resmi-dibuka

1 komentar: