DAMPAK
CAR FREE DAY TERHADAP SEBARAN DAN POLA KEGIATAN EKONOMI STRATEGIS MINGGU PAGI
DI SOLO
Car Free Day atau hari bebas kendaraan mulai
diterapkan di kota Solo sejak 30 Mei 2010. Pemberlakuan hari bebas kendaraan ini
sebenarnya sudah digagas sejak awal tahun 2010. Namun pelaksanaannya terus
tertunda karena menimbulkan kontroversi terutama dari kalangan pedagang. Mereka
menganggap Car Free Day justru akan menurunkan omset penjualan mereka. Banyak para pedagang yang menolak adanya Solo
Car Free Day. Untuk mengantisipasi penolakan dari sejumlah pihak, Pemkot
mengadakan sosialisasi kepada warga. Sosialisasi tersebut akan dilakukan
melalui berbagai pertemuan yang dihadiri warga Solo.
Sesuai rencana awal, kawasan bertajuk Solo Car Free
Day yang dipilih pemkot adalah dua kawasan yakni sepanjang Jalan Slamet Riyadi,
tepatnya dari Bundaran Purwosari hingga Bundaran Gladag. Serta satu kawasan
lainnya adalah Jalan Diponegoro (simpang empat Pasar Pon-Simpang Tiga
Mangkunegaran). Penerapan hari bebas
kendaraan di sepanjang Jl Slamet Riyadi, tidak akan dilaksanakan hanya pada
beberapa bagian jalan. Pemberlakukannya akan dimulai dari ruas Jalan Slamet
Riyadi dari Purwosari hingga ke Gladag. Sepanjang kawasan jalan Slamet Riyadi
tersebut akan bebas kendaraan selama empat jam yaitu dari pukul 05.00 – 09.00
setiap hari Minggu. Pada jam tersebut kendaraan pribadi bermotor tidak
diperbolehkan untuk melintas dari Purwosari sampai dengan Gladag. Oleh karena
itu terjadi pengalihan arus lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan tersebut. Ada
dua jalur alternatif bagi pemakai jalan yaitu disisi utara melalui Jl Rajiman
dan disisi selatan Jl Ronggowarsito. Pengalihan ini sempat membuat kendaraan
yang melintas di jalur pengalihan menjadi tersendat. Tersendatnya laju
kendaraan tampak pada dua persimpangan yang tetap dibuka yakni di Persimpangan
Gendengan dan Nonongan yang merupakan jalur tembus yang boleh dilewati
kendaraan bermotor.
Salah satu
tujuan dari Car Free Day adalah agar masyarakat menggunakan angkutan umum
daripada kendaraan pribadi dikarenakan jumlah kendaraan bermotor yang terus
meningkat pesat di Kota Solo. Setiap tahun jumlah pemakai kendaraan naik
7,5 persen. Selain berdampak pada berkurangnya polusi, pemberlakuan Car Free
Day juga diharapkan bisa merangsang potensi, kreativitas, dan inovasi
masyarakat di bidang seni, budaya, dan olahraga. Berbagai pertunjukkan mewarnai
pembukaan Solo Car Free Day, diantaranya adalah permainan perkusi dari
Temperente Percussion, Cheerleader SMA N 7, dan Paduan Suara UNS Voca Erudita.
Selain itu SIPA juga turut ambil bagian dalam Solo Car Free Day tersebut dengan
menampilkan tarian Caping dari Sanggar Candrakirana.
Berbagai kegiatan
yang dilaksanakan pada Solo Car Free Day dibagi ke dalam beberapa segment,
yaitu :
Segment 1
Kegiatan :
Olahraga
Lokasi :
Bundaran Purwosari – Simpang Tiga Stadion Sriwedari
Segment 2
Kegiatan :
Edukasi
Lokasi :
Stadion R Maladi – Perempatan Pasar Pon
Segment 3
Kegiatan :
Seni Budaya
Lokasi :
Perempatan Pasar Pon – Ngarsopuro - Perempatan Nonongan
Segment 4
Kegiatan :
Entertainment
Lokasi :
Perempatan Nonongan – Bundaran Gladag
Sebagai jalan
utama di kota Solo, di Jl. Slamet Riyadi terdapat pusat-pusat kegiatan ekonomi
masyarakat, seperti Solo Square, Hypermart, Solo Grand Mall, Gramedia,
perkantoran pemerintah dan swasta (PLN, Rumah Tahanan Surakarta, Polwil
Surakarta, Bank Jateng, dan bank-bank lainnya), THR Sriwedari, hingga stasiun
kereta Purwosari ada di jalur ini.
Dengan adanya
Solo Car Free Day akan berdampak terhadap kegiatan ekonomi strategis pada
Minggu pagi. Karena lokasi yang digunakan merupakan pusat kegiatan ekonomi
masyarakat. Pada awalnya para pedagang menolak program pemerintah untuk
mengurangi kadar emisi gas ini, tetapi melalui berbagai pengarahan dan
sosialisasi pada warga, mereka akhirnya menyetujuinya demi terealisasikannya
Solo Car Free Day.
Event Solo
Car Free Day juga menjadi salah satu moment bagi para pedagang kaki lima.
Mereka bisa menjajakan makanan-makanan di pinggiran-pinggiran jalan. Walaupun
hanya berlangsung 4 jam setiap minggunya, mereka dapat mendapat penghasilan
tambahan. Setelah dilaksanakannya Solo Car Free Day Pemerintah Kota Surakarta
segera melakukan evaluasi, salah satu hal yang ditemukan adalah menumpuknya
sampah di sepanjang Jl. Slamet Riyadi. Sampah-sampah itu berasal dari banyaknya
pedagang-pedagang dadakan yang menjual dagangannya di pinggir-pinggir jalan,
dan perilaku konsumen atau pejalan kaki yang membeli jajan dan tidak
membuangnya di tempat sampah.
Car Free Day
sangat menyita perhatian masyarakat, banyak warga yang berbondong-bondong
datang berolahraga atau sekedar rekreasi dengan membawa semua anggota
keluarganya. Itu semua dapat dimanfaatkan oleh para pedagang-pedagang kecil
untuk menjual dagangannya, seperti makanan atau barang-barang lainnya untuk
menambah penghasilan mereka. Kegiatan Car Free Day sangat menyumbang banyak dalam
kegiatan ekonomi strategis minggu pagi bagi para pedagang-pedagang kecil atau
dadakan.
Di sisi lain,
Jalan Slamet Riyadi yang merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat, seperti
adanya Solo Square, Hypermart, Solo Grand Mall, Gramedia, THR Sriwedari, hingga
stasiun kereta Purwosari, yang setiap hari sampai hari minggu tetap
beraktivitas, keberadaan Car Free Day cukup menggangu, karena selama 4 jam
jalan ini akan ditutup. Sedangkan banyak juga masyarakat yang mempunyai
aktivitas atau keperluan di lokasi-lokasi tersebut. Di stasiun Purwosari
misalnya, mereka yang akan naik kereta pagi harus bersusah payah menuju lokasi
tersebut, dan pada akhirnya tidak sedikit yang menunda keberangkatannya pagi
itu dan menggantinya di siang hari, atau mereka naik melalui stasiun lain,
seperti Jebres atau Solo Balapan. Hal itu akan berakibat terhadap kegiatan
ekonomi stasiun Purwosari khususnya. Selain itu, pusat-pusat perbelanjaan yang
biasanya sudah ramai pengunjung atau pembeli pada jam 9 pagi, menjadi tidak
lagi karena pada jam itu akses jalan menuju tempat tersebut masih ditutup. Akhirnya
kegiatan ekonomi di Jalan Slamet Riyadi akan terhenti atau terlambat
beraktivitas selama beberapa jam. Hal itu juga akan berakibat pada kondisi
perekonomian warga sekitar jika berlangsung lama.
Sumber :
http://sosial.timlo.net/bacaberita/2350/solo-car-free-day-hari-ini-resmi-dibuka
Betul banget Agar Toko Online Ramai serta Cara Packing Barang juga Cara Pasang Iklan di Tokopedia lalu Cara Mengatasi Online Shop Sepi juga layanan Jasa Pembuatan Website Online Shop dan Cara Meningkatkan Penjualan di Lazada kemudian Kenapa Jualan di Shopee Sepi lainnya Jualan di Tokopedia Sepi dan satu lagi Marketplace FB Sepi dan Beli Jilbab Murah di Jilbab Terbaru
BalasHapus