ISU-ISU STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP
Faktor
penentu isu strategis
1.
Menyangkut hajat hidup orang banyak
2.
Lintas sektor
3.
Lintas wilayah
4.
Sedang berlangsung atau dipercaya akan
terjadi
5.
Berdampak negatif jangka panjang jika
tidak diselesaikan
6.
Potensi mengganggu pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan
7.
Potensi dampak kumulatif dan efek berganda
Menentukan Isu
Strategis
1.
Isu strategis dinyatakan secara lengkap,
misalnya ukuran, lokasi, tempat, dll.
2.
Isu strategis disusun dalam suatu daftar
3.
Isu strategis dikelompokkan menjadi isu
bersama (yang diketahui dan dirasakan khalayak), namun dapat juga merupakan isu
spesifik (isu penting yang belum tentu diketahui khalayak).
Contoh isu strategis global
1.
Illegal logging dan
perusakan hutan.
2.
Pemanasan global.
3.
Peranan kehutanan dan
perkebunan di dalam mendukung mengurangi kemiskinan bagi petani hutan/kebun
serta peningkatan peluang kerja dan usaha.
4.
Dukungan penyediaan
bahan baku penghasil biofuel sebagai pengganti bahan bakar minyak, peningkatan
swasembada gula dan mengurangi impor kapas untuk memenuhi kebutuhan industri
tekstil.
5.
Rehabilitasi hutan dan
lahan dalam rangka mendorong peningkatan daya dukung lahan, air dan ekosistem.
6.
Peningkatan nilai
tambah/pendapatan bagi petani hutan/kebun sesuai tuntutan pembangunan.
7.
Proyeksi luas areal
sektor kehutanan, khususnya luas areal hutan negara dari tahun ke tahun tetap,
sedangkan untuk luas areal hutan rakyat diproyeksikan mengalami peningkatan.
8.
Meningkatkan kemampuan
daerah dalam pengelolaan pengembangan tata ruang.
9.
Memantapkan struktur
dan hirarki sistem kota-kota
10. Pengelolaan
pertumbuhan wilayah yang terintegrasi antar sektor pembangunan
11. Menjembatani
kebijakan RTRW Provinsi yang bersifat makro dengan kebijakan
12. RTRW
Kabupaten/Kota yang bersifat parsial
13. Meningkatkan
peran dunia usaha dan daya saing melalui penciptaan iklim kondusif bagi
pengembangan infrastruktur dan wilayah
14. Mendorong
penataan ruang kawasan untuk revitalisasi dan kelestarian lingkungan serta budaya
15. Mendorong
pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan, pengawasan dan
pengelolaan penataan ruang
16. Mendorong
pengembangan wilayah/kawasan yang saling memperkuat dan seimbang
17. Perubahan
iklim mikro, pencemaran air permukaan dan polusi udara serta penurunan muka air
tanah .
Pada dasarnya munculnya isu - isu
lingkungan awalnya merupakan penyusunan dan penataan ruang selalu mencari
tempat yang strategis dan bukan menciptakan atau membuat tempat strategis. Sehingga
lokasi yang menjadi tmpt strategis telah melampaui daya dukung dan daya
tampung.
Contoh
isu strategis Pulau Jawa dan Bali
1. Tekanan
Penduduk Pulau Jawa
- 60% penduduk Indonesia di P. Jawa à
luas P. Jawa hanya 7% dari total luas Indonesia
- Kepadatan agraris dan kepadatan geografis menunjukkan tingkat kepadatan
yang tinggi.
- Perkembangan
penduduk P. Jawa dalam periode 1930-2008 mengalami peningkatan hingga lebih dari tiga kali
lipat, yakni dari sekitar 41.7 juta jiwa (1930) menjadi 134.4 juta jiwa
(2008).
2. Mempertahankan Sawah, Konversi Lahan, dan Pangan
- 55,80% P. Jawa adalah
lahan pertanian tanaman pangan,
terutama sawah
- P. Jawa tumpuan produksi beras nasional (56,1%)
- 1979-1999: konversi sawah di P.
Jawa sangat tinggi
(55,78%).
- 1999-2008: laju konversi sawah 0.21% per tahun
- 62% penduduk P. Jawa bekerja di sektor pertanian (1971) bergeser menjadi
33,59% (2007)
- 2008: kemiskinan terbesar di
P. Jawa berada di pedesaan
(11,42 juta jiwa),
akibat rendahnya akses petani
terhadap lahan, fragmentasi lahan, dan meningkatnya jumlah buruh tani.
3. Meluasnya Jumlah Lahan Kritis, Degradasi dan Deforestasi
Hutan
- Proses deforestasi terutama akibat kegiatan
pembalakan komersial (legal maupun ilegal), pertambangan, pertanian dan perkebunan,
serta berbagai proyek pembangunan infrastruktur dan sektor pariwisata.
- Kerusakan hutan terjadi
di kawasan hutan produksi
dan hutan lindung.
- Di perkotaan, ekspansi aktifitas urban (suburbanisasi) merupakan
faktor utama terjadinya konversi lahan pertanian ke aktivitas urban. Dengan demikian sebagian besar magnitude
proses konversi lahan berlangsung di kawasan perdesaan, khususnya pada
kawasan-kawasan perbatasan kota-desa dan perbatasan kawasan budidaya-non
budidaya.
4. Daya
Dukung Lingkungan Hidup Terlampaui
- Laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi,
tekanan kepadatan penduduk, meningkatnya jumlah pengangguran, dan semakin
tingginya tingkat kemiskinan dalam satu dekade terakhir ini telah
menyebabkan perubahan-perubahan seperti peningkatan kebutuhan lahan, peningkatan
kebutuhan pangan, konsumsi energi yang cenderung meningkat, dan konsumsi
air yang semakin tinggi.
- Kejadian bencana banjir
dan longsor di P. Jawa
menunjukkan kecenderungan frekuensi kejadian dan lokasi sebaran yang
semakin meluas.
- Kondisi daya dukung ekologis P. Jawa telah terlapaui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar