KEHIDUPAN
DI LUAR PLANET BUMI
A. PENDAHULUAN
Kita ketahui sampai
detik ini bahwa kehidupan manusia berada di planet bumi, sedangkan masih ada
planet-planet lain yang berada di dalam susunan tata surya bima sakti. Bumi
terdiri dari daratan dan lautan yang komposisinya lebih besar lautan dari
daratannya yaitu 75% dari permukaan bumi, berarti manusia hidup dikelilingi
oleh air sebagai sumber kehidupannya. Tanpa air manusia tidak dapat hidup.
Sepanjang pengetahuan
manusia sampai detik ini belum diketemukan kehidupan di planet lain selain
bumi. Dan sepanjang sejarah peradaban manusia belum ada planet yang didiami
manusia selain di bumi. Tapi yang namanya manusia tak pernah puas dengan apa
yang sudah didapatkannya, ia terus melakukan eksplorasi melalang tata surya
dengan iptek yang dimilikinya, terus menjelajah yang bisa dijelajah, terus
mengadakan observasi dan eksperimen-eksperimen tanpa kenal lelah dan putus asa
untuk mendapatkan pengetahuan akan
kepastian ada atau tidaknya kehidupan di luar planet bumi. Sudah banyak misi yang dilakukan oleh
negara-negara maju seperti AS, Rusia, Eropa, Jepang dan Cina untuk menjelajah
dan mempelajari benda-benda di luar angkasa sana. Sejauh ini ada yang berhasil
dan ada juga yang mengalami kegagalan.
Kehidupan ekstraterestrial didefinisikan sebagai kehidupan yang tidak
berasal dari planet bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas
teori dan semua perkiraan mengenai kehidupan tersebut tetap berlangsung.
Stephen Hawking berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada di bumi
saja. Oleh karena itu, sampai saat ini banyak para ilmuwan yang masih
mencari kemungkinan-kemungkinan adanya
atau keberadaan kehidupan ektraterestrial atau diluar planet bumi.
Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari kehidupan pada skala
bakteri sampai pada mahluk cerdas. Keberadaan mahluk luar angkasa atau alien
masih belum diketahui. Para ilmuwan hingga saat ini belum juga menemukan
eksistensi mahluk ekstraterestrial itu. Namun, mereka tak menyerah.
Berlandaskan keyakinan kita tak sendirian di alam semesta, para ilmuwan akan
selalu membuat terobosan untuk menentukan lokasi dan cara mencari kehidupan
alien dalam misi luar angkasa di masa depan.
Dalam
konteks koloni angkasa, pikiran praktis mungkin membawa ingatan manusia pada Bulan,
atau planet Mars, sejauh yang terpikir adalah lingkungan Tata Surya. Pada
lingkungan ini jelas Merkurius yang paling dekat dengan Matahari mustahil
diperhitungkan karena suhu demikian panas pada siang hari (350 derajat Celsius)
dan amat dingin pada malam hari (minus 170 derajat Celsius). Demikian pula
Venus yang diselimuti awan karbon dioksida. Planet jauh seperti Jupiter dan
Saturnus dingin dan dipenuhi metana. Gagasan mengenai tempat tinggal kehidupan ekstraterestrial terus
berkembang, seperti di Venus dan Mars. Bulan Bulan Yupiter dan Saturnus
seperti; Enceladus dan Titan; dan planet luar surya seperti Gliese 581 c dan d
yang dikatakan berada di zona layak huni. Studi dan teori dari kehidupan
ekstraterestrial dikenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi.
B. HASIL
DAN PENELUSURAN PUSTAKA
1. Definisi Kehidupan Ekstraterestrial
Kehidupan
di Luar Bumi lebih populer dengan istilah "Kehidupan
Ekstraterestrial", didefinisikan sebagai kehidupan yang tidak berasal dari planet bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih
sebatas teori dan perkiraan-perkiraan mengenai kehidupan tersebut masih terus
dicetuskan. Stephen Hawking
dan Carl Sagan berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada
di bumi saja. Oleh karena itu, munculah teori kehidupan ekstraterestrial.
2. Hipotesis asal muasal
kehidupan Ekstraterestrial
Hipotesis-hipotesis mengenai asal muasal kehidupan
ekstraterestrial adalah sebagai berikut:
Hipotesis pertama mengusulkan bahwa kehidupan
mungkin muncul secara mandiri dari berbagai tempat di alam semesta.
Hipotesis kedua, disebut panspermia, menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi,
kemudian menyebar antara planet-planet berpenghuni.
3.
Usaha
pencarian kehidupan Ekstraterestrial
Ilmuwan
berusaha mencari bukti kehidupan uniselular di Tata Surya dengan melakukan penelitian terhadap permukaan planet
Mars dan batu meteor yang jatuh ke bumi. Sebuah misi ke Europa, salah satu bulan Yupiter yang diduga memiliki air dibawah permukaannya, juga
digagaskan. Terdapat bukti terbatas bahwa kehidupan mikrobial mungkin ada di Mars. Eksperimen pada program Viking melaporkan adanya proses emisi gas dari lapisan tanah
panas Mars yang diduga sebagai bukti kehadiran mikroba, namun tidak ada bukti
kuat mengenai hipotesis tersebut.
Pada
tahun 1996, suatu struktur yang menyerupai nanobakteria dilaporkan ditemukan di meteor ALH84001. Laporan ini kontroversial, dan perdebatan terus
berlanjut. Pada Februari 2005, ilmuwan NASA melaporkan bahwa mereka menemukan bukti kuat adanya
kehidupan di Mars. Ilmuwan Carol Stoker dan Larry Lemke mengklaim bahwa tanda metana yang ditemukan di atmosfer Mars menyerupai proses
produksi metana oleh kehidupan primitif di Bumi. NASA menolak klaim kedua
ilmuwan tersebut.
Pada
tahun 2010, dari data satelit Cassini, para ahli NASA menemukan bukti penting yang
menunjukkan adanya kehidupan alien primitif di Titan, bulan dari Saturnus.
Ahli-ahli tersebut menyimpulkan dalam dua makalah. Pada makalah pertama, dalam
jurnal Icarus, dinyatakan bahwa hidrogen yang mengalir di atmosfer planet menghilang di
permukaan, yang menunjukkan bahwa alien mungkin bernafas. Pada makalah kedua,
dalam Journal of Geophysical Research, disimpulkan bahwa terjadi
kekurangan bahan kimia di permukaan. Zat-zat tersebut mungkin dikonsumsi oleh
suatu kehidupan. Chris McKay, astrobiolog di Pusat Penelitian NASA, menyatakan
bahwa proses konsumsi hidrogen ini mirip dengan proses manusia mengonsumsi
oksigen di bumi.
Terdapat
gagasan bahwa alien mungkin mengeluarkan sinyal ke angkasa. Gagasan ini tidak
pasti, namun proyek-proyek seperti SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence)
dibuat untuk mencari sinyal radio dari kehidupan ekstraterestrial. Astronom juga mencari planet luar surya yang dapat dihuni seperti bumi. Planet-planet yang
diduga dapat dihuni adalah Gliese 581 c, Gliese 581 d dan OGLE-2005-BLG-390Lb. Teknologi yang ada tidak cukup
untuk mempelajari planet-planet luar surya tersebut.
4.
Kemungkinan pengaruh terhadap bumi
Fisikawan Stephen Hawking memperingatkan agar manusia tidak berusaha
berhubungan dengan alien. Ia memperingatkan bahwa alien mungkin akan merampas
sumber daya alam bumi. Hawking menganalogikan jika alien datang mengunjungi
kita, apa yang terjadi akan sama dengan ketika Colombus mendarat di benua
Amerika, yang tidak berakhir baik bagi penduduk asli Amerika.
5. Kriteria Kelayakhunian Planet
Kelayakhunian planet adalah ukuran dari planet atau satelit alami potensial untuk mempertahankan hidup. Hidup dapat berkembang langsung di planet atau satelit baru
berdasarkan sebuah proses yang dikenal sebagai teori panspermia. Keberadaan kehidupan di
luar Bumi saat ini tidak menentu, kelayak hunian planet sebagian besar adalah mirip kondisi di Bumi dengan karakteristik dari Matahari dan tata surya yang tampaknya menguntungkan
hidup berkembang, khususnya faktor-faktor kompleks multiseluler berkembang, tidak hanya uniseluler makhluk sederhana. Penelitian
dan teori dalam hal ini adalah komponen dari ilmu planet dan disiplin yang muncul dari astrobiologi.
Sebuah syarat mutlak untuk hidup adalah sumber energi, dan konsep kelayakhunian planet
menyiratkan bahwa banyak aspek lainnya seperti geofisika, geokimia, dan astrofisika. Kriteria harus dipenuhi
sebelum suatu obyek astronomi dapat mendukung kehidupan. Dalam agenda
Astrobiology, NASA telah mendefinisikan kriteria kelayakhunian planet
adalah ada air berujud cair, yaitu kondisi yang menguntungkan untuk perakitan
molekul organik kompleks, dan sumber energi untuk mempertahankan metabolisme.
Dalam menentukan potensi kelayakhunian planet, studi
fokus pada komposisi atmosfer, sifat orbital planet, suasana planet, dan interaksi kimia
potensial. Karakteristik bintang juga penting, termasuk massa dan luminositas, stabil variabilitas, dan tinggi metallicity. Planet tipe terestrial, yaitu jenis planet dan satelit
dengan potensi kimia seperti bumi adalah fokus utama
penelitian astrobiologi, meskipun teori-teori kelayakhunian lebih spekulatif
kadang-kadang memeriksa biochemistries alternatif dan jenis lain dari obyek
astronomi.
Gagasan bahwa planet-planet di luar Bumi mungkin ada kehidupan adalah salah satu pendapat kuno,
meskipun secara historis dibingkai oleh filsafat sebanyak ilmu fisika. Abad yang ke-20-an
melihat dua terobosan di lapangan. Pengamatan dan pesawat ruang
angkasa robot, melakukan eksplorasi planet dan satelit lainnya dalam
tata surya telah memberikan informasi penting mendefinisikan kriteria
kelayakhunian dan memungkinkan untuk perbandingan geofisika substansial antara
Bumi dan planet, dan satelit lain. Penemuan planet ekstrasurya, dimulai pada awal 1990-an
dan mempercepat sesudahnya, telah memberikan informasi lebih lanjut untuk
mempelajari kehidupan luar bumi. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa Matahari tidak
unik di antara bintang-bintang dan pengamatan planet-planet telah memperluas
cakrawala penelitian kelayakhunian luar tata surya kita. Pada tahun 1964 Stephen H. Dole
memperkirakan jumlah planet di galaksi kita menjadi sekitar 600 juta.
C. PEMBAHASAN
Kemungkinan adanya
kehidupan di Planet Gleise 581 (Super
Earth)
Pada beberapa waktu
lalu ada penemuan dibidang astronomi yang cukup penting yaitu ditemukannya
sebuah Planet yang mengelilingi sebuah bintang tetap di Gleise 581. Kita
menyebutnya sebagai "Super Earth".
Planet ini diklaim merupakan tempat yang paling bersahabat untuk kita tinggali
karena kondisi-nya dikatakan mirip dengan bumi. Belum diketahui, apakah di
Planet tersebut juga berlangsung kehidupan cerdas seperti di bumi atau tidak.
Namun, tidak ditutup kemungkinan bahwa ada kehidupan disana. Mungkin ada lebih
banyak lagi Planet-planet seperti ini di Kosmos dan butuh waktu yang tidak
terlalu singkat juga untuk menemukan yang lainnya.
Di antara miliaran
bintang yang ada, kebolehjadian menemukan planet seperti Bumi jelas ada, dan
salah satunya memang telah ditemukan, yakni planet yang mengelilingi bintang
redup Gliese 581, yang terletak pada jarak 20,5 tahun cahaya dari Bumi, dan
berada pada Rasi Libra. (Catatan: Jarak Bumi-Gliese 581 adalah setara dengan
20,5 x 9.500.000.000.000 kilometer). Penemuan dilakukan dengan teleskop European Southern Observatory (ESO)
bergaris tengah 3,6 meter yang ada di Gurun Atacama, Cile. Salah satu yang
menjadi landasan bagi para astronom penemu untuk mengatakan planet tersebut
serupa dengan Bumi adalah kemungkinan adanya air yang mengalir di permukaannya.
Ini bisa terjadi karena suhu planet tersebut sedang, artinya tidak seekstrem
Merkurius. Stephane Udry dari Observatorium Geneva yang mengepalai penulisan
laporan penemuan ini di jurnal Astronomy & Astrophysics terbitan mendatang
menyebutkan, suhu rata-rata planet ini antara 0 derajat dan 40 derajat Celsius,
jadi memungkinkan adanya air dalam wujud cair.
Dengan adanya air dalam bentuk cair,
ada pula kemungkinan terdapat kehidupan di planet yang oleh para astronom lalu
disebut “Super-Earth” ini. Lebih jauh
lagi disebutkan bahwa radius planet hanya 1,5 kali radius Bumi, dan model yang
dibuat memperlihatkan planet ini merupakan planet batuan seperti halnya Bumi atau
tertutup oleh lautan. Karena sifat khasnya ini, planet “Super-Earth” diyakini akan
jadi fokus penyelidikan misi antariksa mendatang, kata seorang Xavier Delfosse,
anggota tim penemu dari Universitas Grenobles. Misi yang dimaksud Delfosse
terutama yang bertujuan untuk mencari kehidupan ekstraterestrial (di luar
Bumi).
Dengan teleskop yang akan
dipangkalkan di ruang angkasa nanti akan coba dilacak apakah ada jejak atau
“tanda tangan” yang bisa diasosiasikan dengan proses biologi. observatorium
akan coba melacak ada tidaknya gas atmosfer seperti metana, bahkan mungkin juga
marka khlorofil, pigmen dalam tanaman Bumi yang memainkan peranan penting dalam
fotosintesa. Tetapi selain kemungkinan-kemungkinan diatas, terdapat beberapa
kekurangan, yaitu langit di “Super-Earth”
merah keruh, bukan biru seperti Bumi. Juga
gravitasinya yang dua kali lipat, membuat berat badan siapapun yang berdiri di
atasnya menjadi dobel. Tak hanya itu, atmosfer planet itu yang kaya
karbondioksida tak bakal bisa dengan mudah dihirup manusia.
Spekulasi teori tentang pernah adanya kehidupan di
planet Mars.
Pelacakan terhadap kemungkinan adanya kehidupan di antariksa
lain terus dilakukan hingga zaman modern
ini. Dari hasil foto tentang planet Mars yang merah (sebagai hasil kejelian
kamera Viking I dan Viking II), tampaklah sesuatu yg dapat dijadikan bukti ilmiah
bahwa di Mars memang pernah ada peradaban. Lembaga-lembaga independen Amerika
non-profit yang menganalisis foto-foto daratan Mars menyodorkan sebuah foto
yang menggambarkan arca muka “manusia” sepanjang 1,6 kilo meter yang saat ini
mungkin sudah banyak terkikis.
Lalu, satu lagi menggambarkan sebuah piramida bersudut lima.
Menurut lembaga tersebut, foto-foto khas yang dianalisis dengan komputer
supercanggih di Amerika itu menunjukkan bahwa pada suatu rentang waktu purba,
di Planet Mars pernah berlangsung suatu peradaban. Dan banyak para astronom
meyakini, sisa-sisa kehidupan masih berlangsung di planet Mars, maka pencarian
itu masih terus dilakukan secara intensif oleh NASA. Pada tahun 2003, Amerika
berhasil meluncurkan sebuah roket Delta-2 dan mengeluarkan detektor planet Mars
dari orbit bumi menuju Mars dengan sempurna, membangkitkan semangat yang sudah
lama membayangi pesawat Challenger akibat kegagalan penyelidikan Mars di masa
lalu.
Dalam penelitian di sana, kandungan tertentu pada ferioksida
lebih besar. Ini menandakan di tempat tersebut terdapat air dalam jangka
panjang di masa lalu. Penanggung jawab ilmiah NASA Welle mengatakan bahwa, misi
selanjutnya adalah mencoba memahami keberadaan air di atas bintang Mars telah
bertahan berapa lama. Inilah kunci kehidupan. Entah dimana pun, jika air bisa
bertahan jutaan tahun, maka kehidupan bisa bangkit. Ilmuwan berharap dapat
menemukan jejak yang pernah ada di batu karang dan tanah, yaitu jejak air yang
pernah eksis untuk mempertahankan kehidupan, meneliti apakah pernah ada air,
kondisi zat cair tersebut apakah memiliki kadar air yang cukup, telah
berlangsung cukup lama, serta cukup untuk menghasilkan kehidupan.
Jika tidak ditemukan bukti, maka orang-orang harus
mempertimbangkan kembali pandangan masa lalu. Yakni bahwa planet Mars pernah
hangat dan lembab. Kedua perangkat detektor planet Mars ini menggunakan tenaga
penggerak energi surya, mampu bergerak sekitar 30-40 meter setiap hari. Kedua
kereta detektor bintang Mars ini dilengkapi dengan kamera video dan mikroskop,
serta mesin pemecah batu, untuk penyelidikan komposisi batu Mars bagian dalam.
Sebuah gambar yang diambil oleh pesawat luar angkasa milik
NASA, Mars Global Surveyor menunjukkan adanya air yang cair (tidak membeku)
pada permukaan Mars, sebuah penemuan menarik yang barangkali dapat menjelaskan
apakah ada kehidupan di Planet Merah ini. Namun sebenarnya, tanda-tanda air
pernah eksis di Planet Mars setidaknya pernah terlacak oleh Misi Spirit dan
Oportunity pada tahun 2004 lalu. Kedua kendaraan jelajah tersebut tiba di Mars
setelah melakukan perjalanan selama 7 bulan dari Bumi. Spirit mendarat di
sebuah kawah selebar 150 km di Mars yang diyakini sebagai dasar danau kuno.
Opportunity mendarat di sisi lain permukaan Mars yang memiliki banyak mineral
yang terbentuk di Bumi dalam mata air panas dan danau.
Spirit dan Opportunity beroperasi selama lebih dari 90 hari
untuk mempelajari planet Mars. Mereka memiliki lengan robotik yang dilengkapi
alat untuk menghilangkan lapisan luar batuan yang berdebu sehingga kaca
pembesar dan alat penganalisa pada lengan robotik bisa mempelajari material di
bawahnya. Danau yang mengering di permukaan Mars membuktikan bahwa air pernah
mengalir di planet ini. Satu-satunya air yang masih ada di permukaan Mars telah
membeku di kutubnya. Jika air pernah mengalir di Mars maka kehidupan juga
mungkin ada disana.
D. KESIMPULAN
Kehidupan ekstraterestrial didefinisikan
sebagai kehidupan yang tidak berasal dari planet bumi. Keberadaan kehidupan di
luar planet ini masih sebatas teori dan semua perkiraan mengenai kehidupan
tersebut tetap berlangsung. Stephen Hawking berpendapat bahwa tidak mungkin
kehidupan hanya ada di bumi saja. Oleh karena itu, sampai saat ini banyak para
ilmuwan yang masih mencari
kemungkinan-kemungkinan adanya atau keberadaan kehidupan ektraterestrial
atau diluar planet bumi. Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari
kehidupan pada skala bakteri sampai pada mahluk cerdas.
Banyak kemungkinan dan tanda-tanda yang
ditemukan oleh para ilmuwan sekarang tentang adanya kehidupan di luar planet
bumi. Hipotesis-hipotesis masih terus dibangun untuk mencari
kebenaran-kebanaran yang diharapkan oleh manusia. Dengan berkembang pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak diragukan bahwa dapat ditemukan beberapa
penemuan-penemuan menarik tentang adanya kehidupan di luar planet bumi.
Kelayakhunian planet adalah
ukuran dari planet atau satelit alami potensial untuk mempertahankan hidup. Sebuah syarat mutlak untuk hidup adalah sumber energi, ada air berujud cair, komposisi atmosfer, sifat orbital planet, suasana planet, dan interaksi kimia
potensial. Gagasan mengenai tempat tinggal kehidupan
ekstraterestrial terus berkembang, seperti di Venus dan Mars. Bulan Bulan
Yupiter dan Saturnus seperti; Enceladus dan Titan; dan planet luar surya
seperti Gliese 581 c dan d yang dikatakan berada di zona layak huni. Studi dan teori dari kehidupan
ekstraterestrial dikenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi.
E. DAFTAR
PUSTAKA
http://jofania.wordpress.com/Super
Earth dan Nasib Bumi-Manusia
http://muktihadid.wordpress.com/Adakah
Kehidupan Selain di Planet Bumi
http://semi-yanto.blogspot.com/Berburu
Planet Layak Huni
http://www.gotquestions.org/Indonesia/Kehidupan
Ekstraterestrial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar