INDEKS KUALITAS HIDUP PROPINSI JAWA
TENGAH MENURUT KABUPATEN TAHUN 2006
Gambaran umum
Provinsi Jawa Tengah terletak pada 5°40΄ dan
8°30΄Lintang Selatan dan antara 108° 30' dan 111°30΄ Bujur Timur merupakan
salah satu Provinsi terpadat di Indonesia dengan jumlah penduduk pada tahun 2006
mencapai 33,18 juta jiwa, dengan 8,19 juta pada usia 0–14 tahun, 21,78 juta
pada usia 15–64 dan 2,49 juta pada usia 65 keatas. Sedangkan jumlah Kepala
Keluarga (KK) sebanyak 8.844.220 KK, dimana 2.171.201 KK diantaranya termasuk
dalam kategori Rumah Tangga Miskin (RTM). Sedangkan secara adminstratif
Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota dan terdiri dari
566 kecamatan yang meliputi 7.804 desa dan 764 kelurahan. Luas wilayah pada
tahun 2006 tercatat sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari
luas Pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia), sedangkan luas wilayah laut
(12 mil) adalah 15.290,15 km2.
Propinsi Jawa Tengah merupakan
wilayah dengan beragam topografi berupa dataran dan pegunungan, yang sebagian
besar yaitu sekitar 53,30 persen berada pada ketinggian antara 0 - 100 meter di
atas permukaan laut, sedangkan bentang daratan yang mempunyai ketinggian 100 -
500 meter meliputi kurang lebih 27,40 persen, 500 - 1000 meter meliputi kurang
lebih 14,70 persen, dan dengan ketinggian lebih dari 1.000
meter meliputi kurang lebih 4,60 persen.
Wilayah ini memiliki perairan umum berupa sungai, danau, dan waduk. Iklim
daerah Jawa Tengah termasuk tropis basah dengan curah hujan yang beragam
antara daerah yang kering dan basah berkisar
antara 800 - 8.890 milimeter setiap tahun. Suhu udara beragam antara 18,7°
Celsius - 30,2° Celsius setiap tahun. Propinsi Jawa Tengah mempunyai
beberapa kawasan yang rawan terhadap bencana,
yaitu gempa bumi, letusan gunung api, erosi tanah, tanah longsor, banjir, dan
kekeringan.
Secara umum kondisi iklim sepanjang tahun 2006
berkisar antara 24,8° C sampai dengan 31,8°C. Tempat-tempat yang letaknya
berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Untuk kelembaban
udara rata-rata bervariasi, dari 77 persen sampai dengan 85 persen. Curah hujan
tertinggi tercatat di Sempor Kebumen sebesar 3.948 mm dan hari hujan terbanyak
Cilacap sebesar 277 hari. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2006
mencapai 5,33 %, dengan 3 sektor utama penyokong pada PDRB, yaitu sektor pertambangan
dan penggalian, sektor Listrik, Gas dan Air Minum serta sektor Jasa-jasa,
sedangkan laju inflasi pada tahun 2006 sebesar 5,45%, sedangkan inflasi
mencapai 6,03 %. Sementara itu PDRB per kapita berdasarkan harga konstan tahun
2000 sebesar Rp. 8.300.000 sedangkan PDRB per kapita menurut harga berlaku
sebesar mencapai Rp. 281.996.709,11.
Angka kematian
bayi di Propinsi Jawa Tengah tahun 2006 dalam kurun waktu satu tahun sebesar
11,03 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan pada tahun
2007 yaitu 10,48 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2008 kembali
mengalami penurunan sebesar 9,17% per 1.000 kelahiran hidup. Apabila
dibandingkan dengan target yang diharapkan dalam MDG (millenium development goals) ke-4 tahun 2010 yaitu 17 per seribu
kelahiran hidup, berarti angka kematian bayi di Propinsi Jawa Tengah sudah di
bawah angka
tersebut.
Setiap tahun
diperkirakan delapan juta bayi lahir mati atau meninggal pada bulan pertama
dari kehidupannya. Sebagian besar dari kematian ini terjadi di negara
berkembang. Dari tujuh juta bayi yang meninggal setiap tahun, kira-kira dua per
tiga meninggal pada bulan pertama dari kehidupannya. Angka statistik yang
tinggi ini meminta perhatian untuk masalah kesehatan bayi baru lahir di negara
berkembang, termasuk di Indonesia (Djaja, 2005).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006, Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup (Depkes RI,
2008). Indeks Kualitas Hidup IKH (Physical Qualty of life Index/PQLI)
digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Indeks ini dibuat indikator makro ekonomi tidak dapat memberikan gambaran
kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya,
pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh
peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada :
Dalam
indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat
menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan
keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan
yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang
memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan.
Variabel
ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi
keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para
pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur
kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per
kapita sebagai ukuran kuantitas manusia. a) angka rata-rata harapan hidup pada
umur satu tahun b) angka kematian bayi c) angka melek huruf IKH atau Physical
Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indikator makro ekonomi tidak dapat
memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur
keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh
terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini
dihitung berdasarkan kepada: (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun,
(2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks ini, angka
rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat menggambarkan status gizi
anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung
berasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka
melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan
sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat,
karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan
para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling
baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping
pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
Angka
Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. Umur harapan hidup merupakan salah satu indikator indeks
pembangunan manusia dari aspek kesehatan disamping aspek pendidikan (angka
melek huruf dan lama sekolah) dan ekonomi (pengeluaran per kapita).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar